Model Komunikasi Schramm
Wilbur Schramm membuat serangkaian model komunikasi, dimulai dengan
model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit
yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga
ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
Menurut Wilbur
Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur: sumber
(source), pesan (message), dan sasaran (destination).
1. Model
pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver.
Model ini
didasari paradigma stimulus-respons. Menurut paradigma ini, komunikan akan
memberikan respons sesuai stimulus yang diterimanya. Komunikan adalah makhluk
pasif, menerima apapun yang disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator
aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung
searah dan relatif tanpa umpan
balik, karena itu disebut linear.
2. Model
kedua Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman
sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal
itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran.
Sumber dapat
menyandi dan sasaran dapat menyandi-balik pesan, berdasarkan pengalaman yang
dimilikinya masing-masing. Bila kedua lingkaran memiliki wilayah bersama yang
besar, maka komunikasi mudah dilakukan. Semakin besar wilayah tersebut, semakin
miriplah bidang pengalaman (field of experience) yang dimiliki kedua pihak yang
berkomunikasi. Bila kedua lingkaran itu tidak bertemu -artinya bila tidak ada
pengalaman bersama –maka komunikasi tidak mungkin berlangsung. Bila wilayah
yang berimpit itu kecil –artinya bila pengalaman sumber dan pengalaman sasaran
sangat jauh berbeda –maka sangat sulit untuk menyampaikan makna dari seseorang
kepada orang lain.
Sumber:
www.google.com
Proses
komunikasinya dapat digambarkan demikian: pertama, pelaku komunikasi yang
pertama kali mengambil inisiatif sebagai sumber/komunikator membentuk pesan
(encoding) dan menyampaikan melalui suatu saluran komunikasi tertentu kepada
lawan komunikasinya yang bertindak sebagai penerima/komunikan. Saluran
komunikasi yang dipergunakan dapat bermacam-macam. Misalnya: telepon, surat,
atau kalau bentuk komunikasinya adalah percakapan langsung secara tatap muka
maka yang menjadi salurannya adalah gelombang udara.
Kedua,
pihak penerima/komunikan kemudian setelah menerima pesan akan mengartikan
(decoding) dan menginterpretasikan (interpreting) pesan yang diterimanya.
Apabila ia (penerima/komunikan) mempunyai tanggapan atau reaksi, maka
selanjutnya ia akan membentuk pesan (encoding) dan menyampaikannya kembali.
Kali ini ia bertindak sebagai sumber, dan tanggapan atau reaksi disebut sebagai
umpan balik.
Ketiga,
pihak sumber/komunikator yang pertama sekarang bertindak sebagai
penerima/komunikan. Ia akan mengartikan dan menginterpretasikan pesan yang
diterimanya, dan kalau ada tanggapan/reaksi, kembali ia akan membentuk pesan
dan menyampaikannya kembali ke pasangan komunikasinya. Demikianlah proses ini
berlangsung terus menerus secara sirkuler. Dengan demikian, menurut model ini
masing-masing pelaku komunikasi akan terlibat dalam proses pembentukan pesan
(encoding), penafsiran (interpreting) pesan, serta penerimaan dan pemecahan
kode pesan (decoding).
Sumber:
Mulyana, Deddy.
2013. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Rohim, Syaiful.
2009. TEORI KOMUNIKASI perspektif, ragam & aplikasi. Jakarta:
PT Rineka Cipta
Modul Pengantar
Komunikasi oleh Sasa Djuarsya Senjaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar